BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam
kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari kegiatan komunikasi . Sehingga
sekarang ilmu komunikasi berkembang pesat . Salah satu kajian ilmu komunikasi
ialah komunikasi dengan sesama perawat yang merupakan hubungan timbal balik
antara tingkah laku manusia masa lalu dan masa sekarang dengan derajat
kesehatan dan penyakit, tanpa memgutamakan perhatian pada pengguanaan praktis
dari pengetahuan tersebut atau partisipasi profesional dalam hubungan timbal
balik melalui perubahan tingkah laku sehat ke arah yang diyakini akan
meningkatkan kesehatan yang lebih baik . Kenyataannya memang komunikasi secara
mutlak merupakan bagian integral dari kehidupan kita , tidak terkecuali perawat
, yang tugas sehari-harinya selalu berhubungan dengan orang lain. Entah itu
pasien , sesama teman, dengan atasan, dokter dan RAS. Maka komunikasi sangatlah
penting sebagai sarana yang sangat efektif dalam memudahkan perawat
melaksanakan peran fungsinya dengan baik. Selain berkomunikasi dengan pasien,
perawat juga berkomunikasi dengan anggota tim kesehatan lainnya. Sebagai kita
ketahui tidak jarang pasien selalu menuntut pelayanan perawatan yang paripurna.
Sakit yang di derita bukan hanya sakit secara fisik saja, namun psiko (jiwanya)
juga terutama mengalami gangguan emosi. Penyebabnya bisa dikarnakan oleh proses
adaptasi dengan lingkungannya sehari-hari. Misalnya saja lingkungan di rumah
sakit yang sebagian besar serba putih dan berbeda dengan rumah pasien yang bisa
beraneka warna. Keadaan yang demikian menyebabkan pasien yang baru masuk terasa
asing dan cenderung gelisa atau takut. Tidak jarang pasien membuat ulah yang
bermacam-macam, dengan maksud mencari perhatian orang di sekitarnya.
1.2 Rumusan Masalah
1)
Apa yang di maksud dengan komunikasi
keperawatan?
2)
Apa saja model-model komunikasi dalam
pelayanan keperawatan ?
3)
Apa saja macam-macam jenis komunikasi
dalam keperawatan ?
4)
Apa tujuan dari komunikasi dalam
pelayanan keperawatan?
5)
Bagaimana penggunaan komunikasi dalam
pelayanan keperawatan?
1.3 Tujuan
1)
Menjelaskan tentang pengertian
komunikasi dalam keperawatan.
2)
Menjelaskan model- model komunikasi
dalam pelayanan keperawatan.
3)
Menyebutkan jenis-jenis komunikasi dalam
pelayanan keperawatan.
4)
Menjelaskan tujuan dari komunikasi dalam pelayanan keperawatan .
5)
Mampu menerapkan cara penggunaan
komunikasi dalam pelayanan keperawatan .
1.4 Manfaat
1)
Agar mahasiswa memahami komunikasi
dengan baik dan dapat mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2)
Mahasiswa dapat memperdalam ilmu tentang
komunikasi yang baik dalam dunia keperawatan sehingga dapat menerapkannya dalam
pelayanan keperawatan.
BAB
2
TINJAUAN
TEORI
2.1
Definisi
Komunikasi
memiliki banyak definisi. Dimana masing-masing pengertian tersebut diambil
berdasarkan pendapat atau pengalaman serta latar belakang dari ahli-ahli yang
bersangkutan. Komunikasi diartikan baik secara khusus dengan mengaitkan pada
kondisi tertentu seperti komunikasi keluarga, komunitas, psikologi, manajemen,
maupun komunikasi dalam keperawatan. Definisi para ahli antara lain:
1) Menurut
Kalvin dan Brommel (1986) memberikan
makna komunikasi khususnya komuikasi keluarga sebagai suatu proses simbolik, transaksional
untuk menciptakan dan mengungkapkan pengertian dalam keluarga.
2) Menurut
McCubbil dan Dhal (1985)
mendefinisikan bahwa komunikasi adalah suatu proses tukar-menukar perasaan,
keinginan, kebutuhan dan pendapat.
3) Menurut
Johnson (1981) komunikasi secara
sempit diartikan sebagai pesan yang dikirim sesorang kepada satu atau lebih
penerima dengan maksud sadar untuk mempengaruhi tingkah laku penerima.
4) Menurut
Harold Koont dan Cyril O’Donell,
komunikasi adalah pemindahan informasi dari satu orang ke orang lain terlepas
percaya atau tidak yang ditransfer dan harus dimengerti oleh penerima.
5) Menurut William
Ablig, komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang yang mengandung
pengertian antara individu-individu.
6) Menurut
Dr. Phill Astrid Susanto komunikasi
adalah proses pengoperan lambang-lambang yang mengandung arti.
7) Menurut
Human Relation at Work, Keith Davis
komunikasi adalah proses lewatnya informasi dan pengertian seseorang keorang
lain.
8) Menurut
Drs. Onong U. Effendi, MA komunikasi
mencakup ekspresi wajah sikap dan gerak-gerik suara kata-kata tertulis,
percetakan, kereta api, telegram, telefon dan lain-lain.
Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan, informasi,
ide, pikiran, fakta dan pendapat untuk memberi tahu atau mengubah sikap,
pendapat atau perilaku secara keseluruhan baik langsung dengan lisan maupun
tidak langsung melalui media dengan menyertakan kode atau lambang-lambang agar
lebih mudah dimengerti oleh lawan komunikasi.
2.2
Model Komunikasi Dalam Pelayanan Keperawatan
Sejauh
ini terdapat ratusan komunikasi yang telah dibuat para pakar. Kekhasan suatu
model komunikasi juga dipengaruhi oleh latar belakang keilmuan (pembuat) model
tersebut. Pradigma yang digunakan, kondisi teknologi, dan perkembangan zaman
yang melingkunginya. Kita akan membahas sebagian kecil saja dari sekian banyak
model komunikasi tersebut, khususnya model-model yang sangat popular, yaitu :
2.2.1
Model
Stimulus-Respons (S-R)
Model
Stimulus-Respons adalah komunikasi paling dasar. Model ini dipengaruhi oleh
disiplin psikologi, khususnya yang beraliran behavioristik. Dalam konsep yang
fokusnya pada lingkungan, pada dasarnya setiap kejadian yang kita alami selalu
terdapat stimulus dan respon. Kejadian yang ada menuntut kita untuk
menerjemahkan kedalam proses pikir kita berupa proses belajar dengan
menggunakan komunikasi intrapersonal dimana dalam jiwa manusia terdiri atas
kumpulan bermacam-macam tanggapan yang terbentuk karena adanya stimulus dan
respon.
Stimulus Respons (S-R) |
Kebutuhan
akan pemenuhan sebuah tuntutan tersebut menjadikan seseorang mengadakan suatu
interaksi yang mendorong individu untuk melihat apakah ada perbedaan yang nyata
atau tidak antara kebutuhan dari suatu situasi dan sumber daya dari seseorang
baik biologis, psikologis, atau system soasial dan dari sinilah awal timbulnya
suatu ketegangan, dimana penyebab ketegangannya adalah suatu kejadian atau rangkian
peristiwa yang terjadi. Klien yang mendengar akan dilakukan pemeriksaan fisik
oleh karena penyakitnya, dia akan bertanya-tanya alat yang digunakan itu apa,
bagaimana caranya, apa yang dilakukan, dimana tempatnya, berapa biayanya, siapa
yang melakukannya, dan sebagainya. Kegiatan atau keadaan yang dialami tersebut
direspon sebagai ancaman atau sesuatu yang membahayakan diri klien sehingga
menimbulkan perasaan tegang yang disebut stressor.
Respon
tersebut melibatkan berbagai komponen dalam diri manusia yang berfokus pada dua
komponen yang saling berkaitan, yaitu komponen psikologis yang melibatkan
perilaku pola pikir dan emosi dan
komponen fisiologis yang melibatkan peningkatan rangsangan tubuh seperti
jantung berdebar, sakit perut, berkeringat, dan lain sebagainya. Respon
Psikologis dan Fisiologis seseorang terhadap stressor disebut Strain. Model
Stimulus-Respons yang melibatkan stressors dan strains ditambah dengan sebuah
bentuk hubungan yang penting karena hubungan antar seseorang dan lingkungannya
mendorong seseorang untuk bereaksi dan bertindak untuk memenuhi tuntutan yang
harus dipenuhi.
Proses
ini melibatkan interaksi dan penyesuaian secara berkesinambungan yang disebut
Transactions, antara seorang dan lingkungannya, dimana keduannya saling mempengaruhi
satu dan yang lain. Contohnya seseorang yang terjebak dalam kemacetan dan
terlambat untuk suatu appointment terus melihat jamnya, terus membunyikan
klakson mobilnya, dan menjadi semakin marah setiap menitnya. Model ini
menggambarkan bahwa seseorang akan memulai sesuatu karena ada kebutuhan atau
keinginan yang harus dipenuhi, sekalipun kebutuhan yang sangat primitive, Kesan
non verbal menjadi dasar seseorang bereaksi.
Pemenuhan
kebutuhan ini menimbulkan respon tanggap bagi seseorang yang diawali adanya
kesadaran stimulus yang masuk kepanca indra (sensasi) dalam keperawatan
kebutuhan dasar manusia sebagai penopang hidup merupakan stimulus bagi orang
yang tergerak untuk bereaksi dan bertindak atas stimulus yang dirasakan dan
dikehendaki sehingga timbul reaksi untuk mencapai tujuan. Bila stimulus yang
datang baik, maka akan direspon baik sebaliknya bila stimulus yang datng
negative, maka akan direspon negative sehingga dalam memicu sebuah stimulus
dibutuhkan kesadaran yang tinggi.
Bila
seorang perawat mendapati seorang klien dalam keadaan tegang, wajah murung, dan
reaksi menunjukkan kesakitan akibat luka operasi yang baru dijalaninya, lalu
seorang perawat menginginkan klien agar tidak kesakitan (tujuan baik) maka
seorang perawat mendekat dan bertanya, “apa yang membuat bapak tampak tegang
dan bereaksi seperti orang kesakitan, “ dan klien merasa kesakitan karena
adanya luka operasi, perawat kan mengajari theknik menghilangkan respons nyeri
serta berkolaborasi dengan dokter untuk memberikan obat anti nyeri.
Selanjutnya,
klien yang merasa tindakan perawat akhirnya dapat menurunkan respon nyeri yang
dirasakan mengucapkan “terimakasih” atas pelayanan yang diberikan dan perawat merasa
puas atas tindakannya yang bisa menurunkan respon nyeri pada klien sehingga
klien tidak murung lagi, wajah tampak berseri-seri dan rileks. Kesemuaannya itu
dapat kita prediksikan bahwa seseorang yang berbuat baik akan dibalas dengan
kebaikan sebaliknya apa bila kita berbuat kejelekan akan di balas dengan
kejelakan dan bahkan sangat menyakitkan. Demikian bisa di simpulkan bahwa dalam
model S-R hanya di butuhkan 2 instrumen yaitu Perawat-Klien atau Klien-Perawat.
Itulah pola S-R.
2.2.2
Model
Aristoteles
Model
ini adalah model komunikasi yang paling klasik, sering juga di sebut Model
Retoris( Rhetorical Model) yang kini lebih di kenal dengan Komunikasi Publik(
Public speaking) atau pidato. Semua bentuk komunikasi public melibatkan
persuasi inti dari model Aristoteles ini sebagai komunikasi Persuasi di mana
berisi suatu anjuran untuk melakukan dan mengimplementasikan suatu kegiatan
sesuai dengan isi pesan. Untuk itu harus di pesrsiapkan siapa yng menyampaikan
(etos-kepercayaan pada si penyampai pesan), argument yang di persiapkan
(logos,logika dalam pndapat), dan bagaiman membawa dan memainkan emosi khalayak
untuk tertarik pada isi pesan (pathos-emosi khalayak). Faktor-faktor yang
memainkan peran dalam menetukan efek persuasi suatu pidato meliputi isi,
susunannya, dan cara penyampainnya.
Model Aristoteles |
Menurut
Aristoteles dalam Mulyana D (2006) mengemukkan bahwa dalam komunikasi persuasi
dan perubahan perilaku merupakan tujuan yang paling utaman sehingga di perlukan
perandan menyadari peran khalayak pendengan. Persuasi berlangsung melalui
khalayak ketika mereka diarahkan oleh pidato itu ke dalam suatu keadaan emosi
tertentu. Dengan demikian di perlukan kiat-kiat untuk bisa menarik perhatian
public.
Tiga unsur utama
dalam model Aristotel adalah sebagai berikut:
1) Pembicara
(speaker)
2) Pesan
( Message)
3) Pendengar
(Listener)
Dengan
demikian, model ini terkesan sangat simple dan spatis. Saat seseorang
berbicara, pesannya akan berjalan kepada khalayak, dan khalayak mendengarkan.
2.2.3
Model
Lasswell
1) Who
2) Says
What
3) In
which channel
4) To
Whom
5) With
what effect
Model ini umunya
digunakan dalam komunikasi massa. Sumber informasinya didapat banyak dari media
massa. Di mana banyak propaganda-propaganda yang belum tentu tingkat
kebenarannya tinggi. Perlu adanya pakar-pakar untuk menganalisa dan mengawasi
yang akan di sampaikan sebelum di konsumsi publik.
Lasswell 1948, dalam
Mulyana D (2006), mengemukakan tiga fungsi komunikasi : pertama, pengawasan
lingkungan yang mengingatkan anggota-anggota masyarakat akan bahaya dan peluabg
dalam lingkungan ; kedua, korelasi berbagai bagaian terpisah dalam masyarakat
yang merespon lingkungan; ketiga transmisa warisan sosial dari suatu generasi
ke generasi lainnya.
Model Lasswell |
Tidak semua komunikasi
bersifat dua arah dengan suatu aliran yag lancar dan umpan balik terjadi anatar
pengirim pesan dan penerima pesan. Dangan demikian model tersebut
mengisyaratkan bahwa dari satu saluran dapat membawa pesan. Unsur sumber (who)
merangsang pertanyaan mengenai pengendalian pesan (misalnya oleh “penjaga gerbang”.) sedangkan unsur pesan
(says what) merupakan bahan untuk analisi isi. Saluran komunikasi (to whom)
dikaitak dengan analisi khalayak, sementara unsur pengaruh (with what effect)
jelas berhubungan dengan studi mengenai akibat yang ditimbulkan pesan
komunikasi massa pada khalayak pembaca,npendengar atau pemirsa.
2.2.4 Model
Shannon dan Weaver
Prinsip dari model Claude Shannon dan
Warenn Weaver (1949) dalam Buku The
Mathematical Theory of Communication menitik beratkan pada hal-hal yang
berkaitan dengan keakuratan sebuah pesan. Prinsip tersebut mengatakan bahwa
sebuah pesan yang akan di terima oleh penerima pesan sangat di pengaruhi oleh
semua infrastruktur yang mendukung. Pesan akan di terima oleh penerima pesan
dengan baik mana kala semua perangkat
yang mendukung memberi kontribusi baik serta berfungsi dengan baik. Model ini
juga sering di sebut model Mathematis atau model teori informasi yang mempunyai
pengaruh paling kuat atas model dan teori komunikasi lainnya.
Model Shannon dan Weaver |
Untuk membuat agar informasi di terima
dengan sangat akurat perlu memperhatikan hal-hal yang dapat mengganggu dan
menghalangi keakuratan sebuah pesan yang akan di sampaikan. Dengan kata lain,
model Shannon dan Weaver mengangasumsikan bahwa sumber informasi menghasilkan
pesan yang di komunikasikan dari perangkat pesan yang di mungkinkan. Pemancar( transmitter) mengubah pesan menjadi
sinyal yang sesuai dengan saluran yang di gunakan. Saluran (channel) adalah media yang
mengirimkan sinyal (tanda) dari transmitter ke penerima. Dalam percakapan
sumber informasi ini adalah otak, transmitternya adalah mekanisme suara yang
menghasilkan sinyal (kata-kata terucap), yang di transmisikan lewat udara
(sebagai saluran).
Penerima melalui mekanisme pendengaran
melakukan operasi sebaliknya yang di lakukan transmitter dengan merekonstruksi
pesan dari sinyal. Sasasran (destination) adalah (otak) orang yang menjadi
tujuan pesan itu. Untuk memproduksi sinyal yang baik, otak yang sebagai sumber
informasi harus mampu memersepsikan isi pesan sesuai dengan tujuan dan harapan
isi pesan tersebut. Hal tersebut di lakukan agar transmitter yang akan
menangkap pesan dari sumber informasi melalui bahasa verbal yang diucapkan
melalui mulut atau memindahkan isi pesan dalam bentuk sinyal kesaluran untuk di
transmisikan atau di rambatkan pada penerima pesan dan di tangkap oleh otak
penerima pesan yang merupakan sasaran utama.
2.2.5 Model
Schramm
Model ini memberikan gambar proses
komunikasi dari yang sederhana sampaiyang kompleks. Dengan menhagadirkan tiga
model yaitu: sumber(source), pesan(message), dan sasaran(destination). Dari
ketiga perangkat tersebut proses komunikasi sudah mampu di jalankan dengan baik
oleh karena sudah terjadi pemindahan sinyal dari sumber pemberi sinyal ke
sasaran yang itu penerima sinyal. Model ini terkesan sangat sederhana sejkali
karena hanya berorentasi pada penyampaian sinyal saja, tanpa memperhatikan sisi
lainnya dan mengesampingkan unsur lainnya, yang terpenting inti sinyal sudah di
komunuikasikan pada sasaran. Model ini mirip dengan model yang di gagas oleh
Aristoteles. Sumber bertindak juga sebagai pemberi pesan(encoder) dan
sasaran(destination) bertindak sebagai penerima pesan(decoder).
Model Schramm |
Dalam perkembangannya,
sumber informasi tidak cukup hana di transmisikan ke sasaran saja, melainkan
juga membutuhkan kesamaan bidang, pengalaman(field of experience) sehimgga dari
model yang sederhana tersebut di kembangkan lagi menjadi model yang kedua
dengan menambah unsur bidang pengalaman. Agar sebuah pesan dapat di terima oleh
penerima pesan dengan baik, maka pesan yang telah di kirimkan ke penerima pesan
sesuai dengan apa yang di sampaikan. Semakin luas bidang pengalaman, maka
semakin efektif hasil yang di peroleh dalam proses komunikasi.
Seorang Mahasiswa
Keperawatan yang akan megomunikasikan sebuah tindakan keperawatan semestinya
tidak menggunakan bahasa-bahasa medis pada pasien. Sebisa mungkin bahasa yang
digunakan bahasa yang sederhana namun tidak mengurangi arti dari bahasa
tersebut, sebagi contoh untuk melakukan pemeriksaan fisik dengan pengukuran
suhu badan semestinya seorang siswa cukup mengatakan kepada klien dengan “ Mari Bu, Kami periksa panas badannya
dengan menggunakan alat ini, yang di letakkan di ketiak ibu!”. Coba kita
bandingkan bagaimana perasaan pasien ketika mahasiswa berkata “ Mari Bu, Kami observasi suhu badannya!”.
Sekilas hal tersebut tidak begitu masalah, akan tetapi bagaimana pun tingkat
pemahaman pasien menjadi rujukan ketikan petugas kesehatan berkomunikasi dengan
masyarakat awam atau pasien.
Hal itu di karenakan
bidan pengalaman petugas kesehatan tentunya tidak sama dengan bidan pengalaman
masyarakat. Hal tersebut yang harus di perhatiakan oleh petugas kesehatan.
Bagaimana pun juga tujuan akhir dari proses komunikasi adalah terjadinya
kesamaan bidang pengalaman antara sumber dan sasaran yang artinya persepsi dari
sumber tentunya sama dengan persepsi dari sasaran.
2.2.6 Model
Newcomb
Model
ini memandang komunikasi dari perspektif psikologi sosial. Dalam pandangan model ini, pesan yang disampaikan
akan di tangapi baik dan buruk tergantung bagaiman penerima pesan menganggap.
Menurut Mulyana D 2007 model ini mengingatkan kita akan diagram jaringan
kelompok yang dibuat oleh para psikolog sosial dan merupakan formulasi awal
mengenai konsistensi kognitif. Dalam model komunikasi tersebut yang sering di
sebut juga model ABX atau model Simetri-Newcom menggambarkan bahwa seseorang
(A) menyampaikan informasi kepada seorang lainya(B) mengenai sesuatu(X). Serta
ketiganya merupakan suatu system yang terdiri atas empat orientasi, yaitu :
Model Newcomb |
1) Orientasi
A terhadap X,yang meliputi sikap terhadap X sebagai objek yang harus di dekati
atau di hindari dan atribut kognitif (kepercayaan dan tatanan kognitif)
2) Orientasi
A terhadap B, dalam pengertian yang sama
3) Orientasi
B terhadap X
4) Orientasi
B terhadap A
Hal itu dapat
memberikan asumsi bahwa seseorang ketika menerima pesan terkadang ada yang
menerima dengan tidak memandang siapa yang memberikan asalkan realistis, ada
juga yang tidak bersikap realistis,dan cenderung destruktif walaupun pesan itu
baik dan berguna. Dengan demikian pesan tersebut bisa saja di asumsikan
berbalik arah hingga seseorang yang akan mengirimkan pesan kepada orang lain
akan memperhitungkan juga resistensi dari penerima pesan.
Mulyan D berpendapat
bahwa model ini merupakan cara lazim dan efektif yang memungkinkan orang-orang
mengorientasikan diri terhadap lingkungan mereka model ini adalah suatu model
tindakan komunikatif dua orang yang di sengaja (intensional) model ini
mengisyaratkan bahwa setiap system apapun mungkin di tandai oleh keseimbangan
kekuatan dan setiap perubahan dalam bagian manapun dari system tersebut akan
menimbulkan ketegangan terhadap keseimbangan atau simetri karena
ketidakseimbangan atau kekurangan
simetri secara psikologis tidak menyenangkan dan menimbulkan tekanan internal
untuk memulihkan keseimbangan. Simetri di mungkinkan karena sesorang(A) siap
memperhitungkan perilaku lainya (B). Simetri juga mengesahkan orientasi
seseorang terhadap X. Ini merupakan cara lain untuk mengatakan bahwa kita
memperoleh dukungan sosial dan psikologis bagi orientasi yang kita lakukan .
2.2.7 Model
Berlo
Model ini di temukan
pada tahun 1960 oleh David K.Berlo. Model ini lebih dikenal sebagi model SMCR
yaitu kepanjangan dari Source (sumber),Message (pesan), Channel (saluran),
Reseifer (penerima). Berlo juga menjelaskan bahwa sumber adalah pihak yang
menciptakan suatu pesan dalam bentuk apapun. Pesan adalah terjemahan akan
sesuatu, baik dalam bentuk bahasa ataupun isyarat. Saluran adalah lintasan yang
menjadi perantara atau penghubung antara sumber dan penerima, lalu penerima adalah
pihak yang menjadi objek atau tujuan komunikasi. Dalam model ini Berlo juga
mengenalkan istilah penyandi (Encoder) dan penyandi balik (Decoder) dalam
proses komunikasi. Encoder berfungsi menunjukkan maksud dari sumber mengenai
pesan yang ingin di berikan kepada penerima. Dalam model ini Berlo juga
menjelakan bahwa ada beberapa factor pribadi yang dapat memengaruhi proses
komunikasi seperti keterampilan komunikasi, pengetahuan, system sosial, serta
lingkungan sumber dan penerima. Salah satu kelebihan model adalah model yang
tidak di batasi pada komunikasi public dan komunikasi massa saja, namun juga
komunikasi antar pribadi dan berbagai bentuk komunikasi tertulis.
Model Berlo |
Model Berlo ini
bersifat bersifat Heuristic atau merangsang penelitian. Dalam model Berlo,
Resiver adalah penerima pesan yaitu orang-orang atau khalayak pembaca,
pendengar, da penonton. Sedangkan dalam model Shannom dan Weaver, jelas
terdapat perbedaan resiver identik dengan decoder yaitu menanisme pendengaran
dalam suatu komunikasi langsung atau seperangkat penerima pesan, seperti
pesawat telepon, radio dll yang menyalurkan pesan dari sumber kepada sasaran
dalam komunikasi tidak langsung.
Sumber
|
Pesan
|
Media
|
Penerima
|
1)Keterampilan berkomunikasi
2) Sikap
3) Pengetahuan
4) Sistem
sosial
5) Budaya
|
1) Elemen
2) Stuktur
3) Isi
4) Treatment
5) Kode
|
1) Penglihatan
2) Pendengaran
3) Sentuhan
4) Senyum
5) Merasakan
|
1)Keterampilan berkomunikasi
2) Sikap
3) Pengetahuan
4) System
sosial
5) Budaya
|
2.2.8 Model DeFleur
Model ini merupakan
suatu model perluasan dari model-model yang sudah ada, khususnya model Shannon
dan Weiver, dengan menambahkan perangkat media massa( mass medium device) dan
perangkat umpan balik (feetback device). Menurut DeFleur, sumber(source), pemancar(transmitter),
penerima( receiver), dan sasaran(destination) adalah sebagai fase-fase yang
terpisah dari komunikas massa. Sebagai contoh ketika seorang berbicara, ia akan
memilih kata-kata yang menyatakan makna denotatif dan konotatif lalu merumuskan
makna tersebut kedalam suatu
pesan dan kemudian mengucapkannya secara verbal
atau menuliskannya sedemikian rupa sehingga berubah menjadi suatu yang dapat di
dengar atau di lihat yang dapat di artikan sebagai rangsangan oleh khalayak ramai. Fungsi receiver dalam model ini adalah
penerima informasi dan menyandi balik suatu visi informasi menjadi suatu pesan.
Model DeFleur |
Dalam percakapan secara langsung atau tatap muka, receiver lebih cenderung
kepada alat pendengaran manusia yang menerima getaran udara dan mengubahnya menjadi
suatu rangsangan saraf sehingga dapat berubah menjadi suatu symbol verbal yang
dapat di kenal.
Menurut DeFleur,
komunikasi bukanlah pemindahan suatu makna melainkan komunikasi terjadi melalui
suatu operasi seperangkat komponen dalam suatu system teoritis yang
konsekuensinya adalah isomorfisme di antara respons internal(makna) terhadap
seperangkat symbol tertentu pada pihak pengirim dan penerima.
2.3
Macam-Macam Komunikasi
Ada 3 macam komunikasi, yaitu :
1) Komunikasi searah
khotbah |
Disini
komunikator atau pembawa berita mengirim pesannya melalui saluran atau media
dan diterima oleh komunikan atau penerima berita. Sedangkan komunikan tersebut
tidak memberikan umpan balik atau feedback dari penerima pesan maupun pemberi
pesan
Contohnya:
khotbah, ceramah dll.
2) Komunikasi dua arah
komunikasi dua orang |
Komunikator
mengirim pesan atau berita yang diterima oleh komunikan dan setelah itu di
tarik kesimpulan lalu komunikan mengirimkan umpan balik atau feedback kepada
sumbr berita atau komunikator.
Contohnya:
berbicara tatap muka antara lain berbicara 4 mata, proses pembelajaran atau
perkuliahan dll.
3) Komunikasi berantai
Diskusi |
Komunikan
menerima pesan atau berita dari komunikator kemudian disalurkan kepada
komunikan kedua, dari komunikan kedua kepada komunikan ketiga dan berlanjut
seterusnya. Terdapat kelemahan dalam komunikasi berantai karena kadang-kadang
pesan yang disampaikan sudah tidak murni lagi atau terjadi distorsi informasi
sehingga pesan dapat menyimpang dari yang sebenarnya.
Contohnya:
Diskusi Kelompok tanya jawab, seminar dll
2.4
Tujuan Komunikasi
Komunikasi mempunyai
beberapa tujuan. Tujuan utama komunikasi adalah untuk membangun/menciptakan
pemahaman atau pengertian bersama. Salaing memahami atau mengerti bukan berarti
harus menyetujui, tetapi mungkin dengan komunikasi terjadi suatu perubahan
sikap, pendapat, perilaku, ataupun perubahan secara sosial.
1)
Perubahan sikap (attitude change)
Seorang
komunikasi secara menerima pesan kemudian sikapnya berubah, baik positif maupun
negative. Dalam berbagai situasi kita berusaha memengaruhi sikap orang lain dan
berusaha agar orang lain bersikap positif sesuai keinginan kita.
2)
Perubahan pendapat (opinion change)
Dalam komunikasi
berusaha menciptakan pemahaman. Pemahaman ialah kemamapuan memahami pesan
secara cermat sebagaimana di maksutkan oleh komunikator. Setelah memahami apa
yang di maksut komunikator, maka akan tercipta pendapat yang berbeda-beda bagi
komunikan. Contoh: berita yang disampaikan oleh surat kabar. Informasi dapat di
terima khalayak dalam waktu bersamaan, namun opini/pendapat yang muncul tiap
individu berbeda-beda.
3)
Perubahan perilaku (behavior change)
Komunikasi
bertujuan untuk mengubah perilaku maupun tindakan seseorang, dari perilaku yang
destruktif(tidak mencerminkan perilaku hidup sehat, menuju perilaku hidup
sehat). Contoh: kampanye kesehatan misalnya mengenai merokok menyebabkan
gangguan kesehatan. Misalnya setelah
mengikuti kampanye tersebut seorang perokok kemudia berusaha
mengurangi/berhenti merokok.
2.5
Penggunaan Komunikasi Dalam Pelayanan Keperawatan
Komunikasi sangat
penting dilakukan demi tercapainya kebahagiaan hidup kita. Ada 4 manfaat dan
juga peranan komunikasi dalam rangka menciptakan kebahagiaan hidup manusia secara umun :
1)
Komunikasi membantu perkembangan
intelektual dan sosial kita. Artinya bahwa perkembangan kita sejak masa bayi
sampai masa dewasa mengikuti pola makin meluasnya ketergantungan kita pada
orang lain diawali degan ketergantungan atau komunikasi yang intensif dengan
ibu pada masa bayi dan lingkaran itu semakin meluas seiring dengan bertambahnya
usia kita. Bersamaan dengan proses itu, perkembangan intelektual dan sosial
kita sangat ditentukan oleh komunikasi kita dengan orang lain.
2)
Identitas atau jati diri kita terbentuk
melalui komunikasi dengan orang lain. Ini berarti bahwa selama proses
berkomunikasi dengan orang lain, sadar maupun tidak, kita akan mengamati,
memperhatikan, dan mencatat dalam hati semua tanggapan yang diberikan oleh
orang lain terhadap diri kita kita menjadi sadar dan tahu bagaimana pandangan
orang lain terhadap diri kita. Pelan
tapi pasti, berkat refleksi orang lain kita akan mampu menemukan seperti apa
jati diri kita yang sebenarnya.
3)
Dengan komunikasi yang benar, kita akan
mampu memahami kenyataan yang ada di sekeliling kita. Juga akan mampu menguji
kebenaran kesan-kesan dan pengertian yang kita miliki tentang kenyataan yang
ada di sekitar kita melalui perbandingan dengan kesan-kesan yang muncul pada
orang-orang di lingkungan kita.
4)
Komunikasi mempunyai peran sebagai
pembentukan sarana kesehatan mental. Kualitas komunikasi yang prima, terlebih
pada orang-orang yang sangat berpengaruh dalam kehidupan kita akan mampu
menciptakan kualitas kesehatan mental kita juga. Sebaliknya, jika proses komunikasi
yang di lakukan menemui berbagai kendala atau masalah, tentu saja hal ini juga
akan mempunyai dampak langsung terhadap kualitas kesehatan mental kita. Kita
juga menjadi cemas, frustasi, dan putus asa.
Ada pun manfaat komunikasi dalam
pelayanan keperawatan :
(1)
Untuk mendorong dan menganjurkan kerja
sama antara perawat dan pasien melalui hubungan perawat dan pasien. Perawat berusaha mengungkap perasaan,
mengidentifikasi dan mengkaji masalah serta mengevaluasi tindakan yang di
lakukan dalam perawatan.
(2)
Untuk mencegah adanya salah pengertian
antara perawat dan klien atau pasien.
(3)
Untuk Menumbuhkan rasa percaya pasien terhadap
perawat.
(4)
Untuk membangun rasa saling membutuhkan
antara pasien dan perawat.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi adalah suatu
proses penyampaian pesan, informasi, ide, pikiran, fakta dan pendapat untuk
memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat atau perilaku secara keseluruhan
baik langsung dengan lisan maupun tidak langsung melalui media dengan menyertakan
kode atau lambang-lambang agar lebih mudah dimengerti oleh lawan komunikasi. Terdapat
jenis-jenis komunikasi yaitu komunikasi searah, komunikasi dua arah dan
komunikasi dua arah dan komunikasi berantai. Tujuan utama komunikasi adalah
untuk membangun/menciptakan pemahaman atau pengertian bersama. Salaing memahami
atau mengerti bukan berarti harus menyetujui, tetapi mungkin dengan komunikasi
terjadi suatu perubahan sikap, pendapat, perilaku, ataupun perubahan secara
sosial. Pengunaan komunikasi dalam pelayanan keperawatan sanagatlah penting
agar dalam proses perawatan dapat berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Hendra Priyatnanto (2012), Konsep Dasar Keperawatan http://hendrapriyatnanto.wordpress.com
Diakses
pada tanggal 15 september 2014 pkl: 22.08 WIB
Hidayah Nurul (2011), Model Konseptual Keperawatan Virginia Henderson
http://hidayahnurul93.wordpress.com
Diakses
pada tanggal 15 september 2014 pkl: 22.20 WIB
Lukas Luji (2012), Aplikasi Model Virginia Henderson http://lukasluji.wordpress.com
Diakses pada tanggal 15 september 2014 pkl: 22.45 WIB
Kusnanto. 2004. Profesi
Dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC